Pola hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko utama bagi berbagai penyakit kronis, termasuk dua kondisi yang saling terkait dan mengancam jiwa: stroke dan penyakit jantung. Keduanya memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup dan angka harapan hidup. Memahami bagaimana kebiasaan buruk sehari-hari dapat memicu baik stroke maupun penyakit jantung adalah langkah penting dalam upaya pencegahan. Artikel ini akan mengulas beberapa aspek pola hidup tidak sehat yang menjadi pemicu utama stroke dan penyakit jantung.
Salah satu pilar pola hidup tidak sehat yang berkontribusi besar terhadap risiko stroke dan penyakit jantung adalah pola makan yang buruk. Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, kolesterol, garam, serta gula berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri (aterosklerosis). Proses ini menyempitkan pembuluh darah, menghambat aliran darah ke jantung, yang merupakan inti dari penyakit jantung koroner (PJK), dan juga ke otak, yang dapat memicu stroke iskemik. Selain itu, pola makan tidak sehat seringkali menyebabkan obesitas, faktor risiko independen untuk kedua kondisi tersebut.
Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup sedenter juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Olahraga teratur membantu menjaga berat badan ideal, memperkuat otot jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), dan mengontrol kadar gula darah. Penyakit jantung seringkali berkembang seiring dengan kondisi seperti hipertensi dan diabetes tipe 2, yang diperburuk oleh kurangnya aktivitas fisik. Demikian pula, kurangnya olahraga berkontribusi terhadap risiko stroke.
Kebiasaan merokok adalah faktor risiko lain yang sangat kuat untuk stroke dan penyakit jantung. Zat kimia dalam rokok merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan pembekuan darah, dan mengurangi kemampuan darah membawa oksigen. Hal ini mempercepat proses aterosklerosis, meningkatkan risiko serangan jantung (manifestasi akut dari penyakit jantung koroner) dan penyumbatan pembuluh darah di otak (stroke iskemik). Merokok juga meningkatkan risiko stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah di otak).
Terakhir, stres kronis yang tidak dikelola dengan baik dan kurang tidur juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke dan penyakit jantung. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dan peradangan dalam tubuh, yang keduanya merupakan faktor risiko utama untuk kedua kondisi ini. Kurang tidur juga dapat mengganggu metabolisme dan meningkatkan risiko kondisi kesehatan lain yang berkontribusi terhadap stroke dan penyakit jantung. Dengan mengadopsi pola hidup sehat yang mencakup pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, tidak merokok, manajemen stres yang efektif, dan tidur yang cukup, risiko terkena stroke dan penyakit jantung dapat dikurangi secara signifikan, meningkatkan kualitas dan harapan hidup.