Penyakit jantung di Indonesia kini bukan lagi monopoli usia lanjut; semakin banyak anak muda yang terdiagnosis kondisi ini. Fenomena ini mengkhawatirkan dan menjadi alarm bagi kesehatan masyarakat. Perubahan gaya hidup yang drastis, kebiasaan makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan tingkat stres tinggi disinyalir menjadi pemicu utama peningkatan kasus penyakit jantung pada generasi muda, sebuah tren yang harus segera diatasi.
Salah satu penyebab utama adalah pola makan tinggi garam, gula, dan lemak trans yang banyak digemari anak muda. Makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan olahan menjadi konsumsi harian. Asupan nutrisi yang tidak seimbang ini memicu kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes, faktor risiko utama penyakit jantung yang menyerang lebih dini.
Gaya hidup minim gerak atau sedentari juga berperan besar. Anak muda saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gawai untuk belajar, bekerja, atau hiburan, mengurangi waktu untuk berolahraga. Kurangnya aktivitas fisik mengakibatkan penumpukan lemak dan memperburuk kondisi pembuluh darah, memicu penyakit jantung di usia muda.
Tingkat stres yang tinggi akibat tekanan akademik, pekerjaan, atau masalah personal juga dapat memengaruhi kesehatan jantung. Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar hormon tertentu yang berpotensi merusak jantung dalam jangka panjang. Ini adalah aspek yang sering terabaikan dalam pencegahan.
Kebiasaan merokok, termasuk rokok elektrik dan vape, juga menjadi pemicu kuat penyakit jantung pada anak muda. Zat-zat berbahaya dalam rokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah, memicu serangan jantung dan stroke di usia produktif. Edukasi bahaya rokok harus lebih gencar.
Dampak penyakit jantung pada anak muda sangat menghancurkan. Selain mengancam jiwa, kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup, membatasi produktivitas, dan menimbulkan beban ekonomi yang besar bagi keluarga dan sistem kesehatan. Mencegahnya sejak dini adalah kunci.
Pentingnya edukasi kesehatan sejak usia sekolah sangat krusial. Materi tentang gizi seimbang, manfaat olahraga, bahaya merokok, dan manajemen stres harus diintegrasikan dalam kurikulum. Remaja perlu dibekali pengetahuan dan kesadaran untuk membuat pilihan gaya hidup sehat.
Pemerintah, sekolah, keluarga, dan komunitas harus bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat. Penyediaan fasilitas olahraga, promosi makanan sehat, dan kampanye anti-rokok harus terus digalakkan secara masif dan berkelanjutan.
Pendeteksian dini dan skrining rutin juga penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung. Dengan identifikasi risiko lebih awal, intervensi dapat dilakukan secepat mungkin untuk mencegah kondisi memburuk.
