Meskipun perdebatan seputar legalisasi dan manfaat medis ganja terus bergulir, penting untuk tidak mengabaikan potensi risiko kesehatan jangka panjang yang dapat ditimbulkannya, termasuk kemungkinan memperpendek umur. Penelitian yang terus berkembang memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak negatif konsumsi ganja, terutama jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan pada usia muda.
Salah satu mekanisme utama mengapa konsumsi ganja jangka panjang dapat berkontribusi pada penurunan harapan hidup adalah melalui kerusakan sistem pernapasan. Mirip dengan asap rokok, asap ganja mengandung berbagai zat karsinogenik dan iritan yang dapat menyebabkan bronkitis kronis, emfisema, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Gangguan pernapasan kronis ini secara signifikan dapat mengurangi kualitas hidup dan memperpendek rentang hidup seseorang.
Selain itu, dampak negatif ganja terhadap kesehatan kardiovaskular juga menjadi perhatian. Konsumsi ganja dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke, terutama pada individu dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya. Kerusakan pada sistem kardiovaskular merupakan faktor utama penyebab kematian dini di banyak negara.
Pengaruh ganja terhadap kesehatan mental juga tidak dapat diabaikan dalam konteks memperpendek umur. Penggunaan ganja jangka panjang, terutama pada remaja dan dewasa muda, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan psikotik seperti skizofrenia, depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri. Gangguan mental yang parah dan tidak tertangani dengan baik dapat secara signifikan mengurangi harapan hidup seseorang.
Lebih lanjut, dampak kognitif dari penggunaan ganja kronis, terutama jika dimulai pada usia remaja, dapat bersifat persisten dan mengganggu fungsi sosial serta ekonomi seseorang. Penurunan kemampuan kognitif, seperti memori, perhatian, dan fungsi eksekutif, dapat menghambat pendidikan, karir, dan kemampuan untuk menjalani hidup yang produktif dan memuaskan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada peningkatan risiko perilaku merusak diri dan penurunan harapan hidup.
Penting untuk dicatat bahwa penelitian mengenai dampak jangka panjang ganja masih terus berkembang, dan kompleksitas interaksi antara ganja, faktor genetik, dan gaya hidup lainnya perlu dipertimbangkan. Namun, bukti yang ada menunjukkan adanya potensi risiko serius terhadap kesehatan fisik dan mental akibat konsumsi ganja jangka panjang, yang secara tidak langsung maupun langsung dapat berkontribusi pada penurunan harapan hidup.