Malaria merupakan salah satu penyakit umum yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Meskipun dapat dicegah dan diobati, malaria tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Memahami siklus penularan, gejala, dan cara penanganan penyakit umum ini sangat penting untuk upaya pengendalian dan pencegahannya.
Sebagai penyakit umum, malaria memiliki gejala khas yang muncul setelah masa inkubasi parasit dalam tubuh manusia, biasanya antara 7 hingga 30 hari setelah gigitan nyamuk. Gejala awal malaria seringkali menyerupai flu, seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot. Namun, malaria memiliki siklus demam yang khas, yang dapat terjadi setiap 48 atau 72 jam tergantung pada spesies Plasmodium yang menginfeksi. Jika tidak segera ditangani, malaria dapat berkembang menjadi malaria berat dengan komplikasi serius seperti anemia berat, gangguan pernapasan, kejang, koma, dan bahkan kematian.
Diagnosis malaria sebagai penyakit umum umumnya dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis darah untuk mengidentifikasi keberadaan parasit Plasmodium. Selain itu, tersedia juga tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Tests/RDTs) yang dapat mendeteksi antigen parasit dalam darah. Pengobatan malaria melibatkan pemberian obat antimalaria yang sesuai dengan spesies Plasmodium penyebab infeksi dan tingkat keparahan penyakit. Pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis untuk memastikan efektivitas dan mencegah resistensi obat.
Pencegahan malaria sebagai penyakit umum melibatkan berbagai strategi pengendalian vektor nyamuk dan perlindungan diri dari gigitan nyamuk. Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida dalam ruangan (Indoor Residual Spraying/IRS), penggunaan kelambu berinsektisida (Long-Lasting Insecticidal Nets/LLINs), dan pengelolaan lingkungan untuk mengurangi tempat perindukan nyamuk. Perlindungan diri meliputi penggunaan losion anti nyamuk, mengenakan pakaian tertutup saat berada di luar ruangan pada malam hari, dan memasang kawat nyamuk pada jendela dan pintu. Bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah endemis malaria, profilaksis (pencegahan dengan obat antimalaria) mungkin diperlukan sesuai rekomendasi dokter. Dengan upaya pencegahan dan penanganan yang komprehensif, dampak penyakit umum malaria dapat diminimalkan.