Penyakit autoimun seperti Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau yang lebih dikenal dengan lupus, merupakan kondisi kronis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh. Sayangnya, gejala awal lupus seringkali tidak spesifik dan menyerupai penyakit umum lainnya, sehingga kerap diabaikan atau dianggap remeh. Padahal, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk mencegah kerusakan organ yang lebih parah dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Salah satu gejala awal lupus yang paling umum adalah kelelahan ekstrem yang tidak membaik meskipun sudah beristirahat cukup. Rasa lelah ini berbeda dengan rasa capek biasa setelah beraktivitas, dan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala ini seringkali disalahartikan sebagai kurang tidur atau stres biasa.
Selain kelelahan, nyeri sendi dan otot juga merupakan keluhan yang sering dialami oleh penderita lupus pada tahap awal. Nyeri ini bisa berpindah-pindah, terasa di berbagai sendi, dan seringkali disertai dengan kekakuan, terutama di pagi hari. Gejala ini seringkali dikira sebagai gejala rematik atau pegal linu biasa.
Ruam kulit adalah gejala lain yang cukup khas pada lupus, terutama ruam berbentuk kupu-kupu yang muncul di pipi dan hidung (butterfly rash). Namun, ruam lupus juga bisa muncul di bagian tubuh lain dan memiliki berbagai bentuk. Munculnya ruam yang tidak biasa dan tidak disertai penyebab yang jelas sebaiknya diwaspadai.
Demam tanpa penyebab yang jelas juga bisa menjadi salah satu indikasi awal lupus. Demam ini biasanya tidak terlalu tinggi dan datang pergi tanpa disertai gejala infeksi yang jelas seperti batuk atau pilek.
Gejala lain yang mungkin muncul pada tahap awal lupus meliputi sensitivitas terhadap sinar matahari (fotosensitifitas) yang menyebabkan ruam atau perburukan gejala setelah terpapar sinar matahari, sariawan yang sering kambuh, rambut rontok yang berlebihan, sakit kepala, dan pembengkakan pada kaki atau kelopak mata.
Mengapa penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala awal ini? Lupus adalah penyakit progresif yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ-organ vital seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan otak jika tidak ditangani dengan baik.